EKONOMI MIKRO ELASTISITAS
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberi rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul “Elastisitas” ini, bertujuan
untuk mengetahui tentang Elastisitas.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini,dikarenakan kemampuan kami yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan
serta bimbingan dari Ibu RENI INDRIANI
selaku dosen mata kuliah Ekonomi Mikro, serta berbagai bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi Kami dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi dimasa yang
akan datang.
Tangerang
Selatan, April 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam ilmu ekonomi, Elastisitas adalah perbandingan perubahan
proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan
kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen
terhadap perubahan harga.
PENGGUNAAN
Penggunaan paling umum dari konsep
elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa yang akan terjadi jika harga
barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah
penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar
ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa
besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah
biaya produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa
menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum
permintaan, tindakan
menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil,
kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih dapat
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan
demikian besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya
mungkin saja tidak dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita
kerugian. Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat
elastisitas barang produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus
memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen
akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen,
dan seterusnya.
B.
TUJUAN
Tujuan dari mempelajari elastisitas adalah untuk menentukan
bagaimana perubahan harga yang kecil bisa menyebabkan baik perubahan kuantitas
yang besar ataupun kecil. Konsep tersebut pertama kali ditetapkan dan
dijelaskan. Pengukurannya didiskusikan. Hubungan antara pendapatan
total dan elastisitas diuraikan. Elastisitas penawaran dan
determinan-determinannya dianalisa. Konsep itu diterapkan untuk menganalisa
plafon harga, penyokong harga dan pengaruh pajak.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN
ELASTISITAS
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah
perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan
variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar
kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
A.
Elastisitas
Permintaan
Elastisitas permintaan mengukur seberapa
besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga.
Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut
biasanya naik —semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli.
Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan
dan persen perubahan harga.
Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai
lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di
mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya
harga.
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1
disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya
harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika
harga sepeda motor turun 10% dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik
20%, maka nilai elastisitas permintaannya adalah 2; dan barang tersebut
dikelompokan sebagai barang elastis karena nilai elastisitasnya lebih dari 1.
Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1% menyebabkan
peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh besarnya harga yang
ditawarkan.
koefisien
|
Elastisitas
|
n
= 0
|
Inelastis
sempurna
|
0
< n < 1
|
Inelastis
|
n
= 1
|
Elastis
uniter
|
1
< n < ∞
|
Elastis
|
n
= ∞
|
Elastis
sempurna
|
Untuk barang-barang normal, penurunan harga akan berakibat
pada peningkatan jumlah permintaan. Permintaan terhadap sebuah
barang dapat dikatakan inelastis bila jumlah barang yang diminta tidak
dipengaruhi oleh perubahan harga. Barang dan jasa yang tidak memiliki substitusi biasanya tergolong inelastis.
Permintaan terhadap antibiotik, misalnya, dikatakan sebagai permintaan inelastis karena
tidak ada barang lain yang dapat menggantikannya. Daripada mati terinfeksi
bakteri, pasien biasanya lebih memilih untuk membeli obat ini berapapun
biayanya. Sementara itu, semakin banyak sebuah barang memiliki barang
substitusi, semakin
elastis barang tersebut.
meskipun permintaan inelastis sering
diasosiasikan dengan barang "kebutuhan," banyak juga barang yang bersifat
inelastis meskipun konsumen mungkin tidak "membutuhkannya."
Permintaan terhadap garam, misalnya, menjadi permintaan inelastis bukan karena
konsumen sangat membutuhkannya, melainkan karena harganya yang sangat murah.
Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam
koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan
dengan rumus berikut ini.
Keterangan:
ΔQ: perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan
Contoh:
Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit,
kemudian harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit.
Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!
Jawab:
Jawab:
a.
Macam-Macam Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan
terdiri atas lima macam.
b.
Kurva
Elastisitas Permintaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan
Faktor-faktor
yang memengaruhi elastisitas permintaan suatu barang dijelaskan berikut ini.
a.
Faktor
Jenis Barang
Bila suatu barang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok
atau primer maka sifat permintaannya adalah inelastis (perubahan harga lebih
besar daripada perubahan permintaan). Mengapa demikian? Karena, walaupun harga
melambung naik orang tetap akan membelinya demi kelangsungan hidup.
Contoh barang ini adalah beras. Akan tetapi, bila suatu barang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan sekunder dan tersier (mewah) maka sifat permintaannya adalah
elastis (perubahan harga lebih kecil daripada perubahan permintaan). Mengapa
demikian? Karena dengan melihat harga yang berubah misalnya naik, orang akan
menunda dulu permintaannya dan menunggu harga turun kembali. Contohnya
perhiasan emas.
b.
Keberadaan
Barang Substitusi atau Pengganti
Mengapa keberadaan barang subtitusi mempengaruhi elastisitas
permintaan? Hal ini karena apabila suatu barang (A) memiliki barang substitusi
(B) maka bila harga barang (A) naik orang akan beralih membeli barang
substitusi (B). Dengan demikian Semakin tinggi kemampuan barang lain untuk
mengganti barang tersebut maka permintaan terhadap barang A semakin elastis.
Sebaliknya, bila suatu barang tidak memiliki barang substitusi, maka sifat
permintaan barang tersebut adalah inelastic.
c.
Faktor
Harga Barang
Apabila harga suatu barang sangat murah maka kenaikan harga
barang tersebut tidak akan berpengaruh banyak terhadap permintaan. Misalnya,
harga garam Rp1000, bila naik menjadi Rp 1.500 permintaan tidak akan berkurang
banyak karena setiap orang mampu membayarnya. Dengan demikian, permintaan
terhadap bayam bersifat inelastis.
d.
Faktor
Keyakinan dan Tradisi
Ada sejumlah barang yang harus dipergunakan untuk mengikuti
keyakinan dan tradisi atau kebiasaan tertentu. Walaupun harga barang-barang
tersebut naik, orang tetap akan membelinya. Dengan demikian, sifat
permintaannya adalah inelastis.
e.
Frekuensi
Pembelian Barang
Bila suatu barang cukup dibeli satu kali setahun (seperti
payung) atau satu kali dalam dua tahun (seperti bantal, guling) dan harga
barang-barang tersebut tidak terlalu mahal, maka bila terjadi kenaikan harga
tidak akan begitu memengaruhi permintaan. Mengapa? Karena orang berpikir:
barang itu hanya dibeli satu kali dalam setahun atau satu kali dalam dua tahun.
Sehingga sifat permintaannya adalah inelastis.
f.
Faktor
Selera
Bila selera masyarakat sedang meningkat pada suatu barang
maka sifat permintaannya adalah inelastis. Akan tetapi bila selera turun maka
sifat permintaannya menjadi elastis.
B.
Elastisitas
Penawaran
Dalam
ilmu ekonomi, elastisitas penawaran didefinisikan sebagai
ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri.
Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran yang
terjadi akibat persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jika harga sebuah
barang naik 10%, jumlah penawarannya naik 20%, maka koefesien elastisitas
permintaannya adalah 20%/10% = 2. (Case & Fair, 1999: 119).
Jumlah
barang yang ditawarkan, dalam jangka pendek, berbeda dengan jumlah barang yang
diproduksi, karena sebuah perusahaan biasanya tidak langsung menawarkan semua
produknya ke konsumen, melainkan menyimpan sebagian produknya untuk dijual
dikemudian hari (atau biasa disebut sebagai stok barang). Meskipun
demikian, dalam jangka panjang, jumlah barang yang ditawarkan dianggap sama
dengan jumlah barang yang diproduksi.
Adapun
yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan
perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan
harganya.
Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat
dihitung dapat dengan rumus sebagai berkut.
Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya!
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya!
Jawab :
a. Macam-Macam Elastisitas Penawaran Seperti
halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam,
yaitu:
b.
Kurva
Elastisitas Penawaran
Cara
praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1, yaitu:
A. jika persamaan fungsi menunjukkan P
= a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi Penawaran), maka rumus
elastisitasnya adalah sebagai berikut.
Contoh
1: Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung
elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!
Jawab:
Contoh
2: Diketahui fungsi penawaran P = 100 + 2Q. Hitunglah
elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 500!
Jawab:
Contoh
3: Diketahui Fungsi penawaran P = -100 + 2Q. Hitung
elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 400!
Jawab:
B. Jika persamaan fungsi menunjukkan Q
= a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP (fungsi penawaran), maka rumus
elastisitasnya adalah sebagai berkut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran
Faktor-faktor
ini selengkapnya adalah sebagai berikut:
a. Faktor Jenis Barang
Bila barang yang ditawarkan merupakan barang hasil pabrik,
umumnya sifat penawaran elastis, karena produsen dapat leluasa menambah atau
mengurangi produk. Akan tetapi, bila barang yang ditawarkan merupakan barang
hasil pertanian maka umumnya sifat penawarannya inelastis, karena hasil
pertanian sangat dibatasi masa panen dan musim.
Yang perlu diketahui, khusus pada awal panen, barang
pertanian masih bersifat elastis karena hasil panen masih melimpah. Sifat
elastis berangsur-angsur berubah menjadi inelastis seiring berakhirnya masa
panen.
b. Faktor adanya tujuan tertentu
Bila produsen memiliki tujuan tertentu, misalnya ingin
meraup laba yang lebih besar dengan cara menimbun barang maka pada suatu saat
permintaan dari barang yang ditimbun tersebut bersifat inelastis. Karena
walaupun harga naik cukup tinggi, barang tetap susah dicari sebab produsen
menawarkannya dalam jumlah terbatas.
c.
Faktor
Tingkat Teknologi
Patung Asmat dibuat dengan teknologi yang sederhana dan
menggunakan keahlian tangan manusia. Patung Asmat tidak dibuat dengan
menggunakan mesin modern. Dengan demikian, penawaran patung Asmat bersifat
inelastis. Walaupun harga naik sangat tinggi, jumlah yang ditawarkan masih
terbatas karena tingkat teknologi yang sederhana.
d.
Faktor
Kapasitas Produksi
Bila kapasitas produksi (kemampuan memproduksi) suatu barang
belum digunakan sepenuhnya (belum optimal) maka sifat penawaran barang tersebut
adalah elastis, karena produsen masih sanggup menambah jumlah produksi. Akan tetapi,
bila kapasitas produksi sudah optimal maka sifat penawarannya inelastis bahkan
bisa inelastis sempurna, karena jumlah Produksi tidak dapat ditambah lagi.
e. Faktor Jumlah Produsen
Semakin banyak jumlah produsen maka semakin tinggi penawaran,
demikian pula sebaliknya.
Pengaruh
Elastisitas Permintaan pada Perubahan Penawaran terhadap Harga Keseimbangan
Barang
inelastis ε <1 Barang elastis ε >1
Pada saat suatu kondisi dimana permintaan konsumen tetap
tetapi penawaran mengalami perubahan, yaitu produksi berubah (bertambah), maka
akan terjadi suatu penurunan harga barang tersebut. Hal ini terjadi baik di
dalam barang yang bersifat elastis maupun inelastis. Perbedaannya terletak pada
perubahan (delta) harga dan jumlah barang yang bernilai besar yang mengakibatkan
perubahan harga keseimbangan yang ekstrim.
Barang elastis, misalnya kopi pada saat mengalami
pertambahan jumlah (quantity) namun permintaan tetap maka perubahan harga yang
ditawarkan tidak terlalu drastis menurun, ini disebabkan grafik permintaan
(demand) tidak begitu curam yang mengindikasikan permintaan barang elastis
tidak begitu berpengaruh terhadap jumlah yang tersedia. Kopi sebagai
barang yang bersifat sekunder dapat disubstitusi dengan barang yang lain maka
dari itu penurunan harga kopi yang diakibatkan pertambahan jumlah kopi tidak
terlalu drastis karena adanya barang pengganti, misalnya teh.
Lain halnya pada barang elastis, misalnya beras. Beras
merupakan barang primer. Pada saat barang elastis mengalami pertambahan jumlah
(quantity) namun permintaan tetap maka perubahan harga yang ditawarkan drastis
menurun. Ini disebabkan karena grafik barang elastis yang curam.
Contohnya
pada saat kasus beras musim panen, jumlah beras meningkat sehingga penawaran
meningkat tetapi jumlah permintaan tetap beras selalu tetap (tidak lebih tidak
kurang) sehingga terjadi penurunan harga yang drastis begitu pula pada saat
musim paceklik. Pada saat musim paceklik permintaan akan beras tetap (tidak
lebih tidak kurang) namun jumlah yang ditawarkan menurun sehingga harga beras
melonjak naik. Itu lah dasar diadakannya campur tangan pemerintah dalam
pengarahan tindak ekonomi, seperti adanya bulog, operasi pasar, ekspo-impor
komoditi dsb.
Harga keseimbangan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap
perubahan elastisitas permintaan, yaitu dipengaruhi apakah barang tersebut
elastis atau inelastis.
Sisi Produsen :
Pengaruh
Elastisitas Penawaran pada Perubahan Permintaan terhadap Harga Keseimbangan
Pada saat kondisi dimana Jumlah penawaran (supply) tetap,
jumlah barang tetap, namun jumlah permintaan (demand) berubah, baik bertambah
atau berkurang maka akan terjadi perubahan harga. Apabila jumlah barang tetap
dan permintaan bertambah maka akan terjadi kenaikan harga begitu pula apabila
barang tetap dan permintaan berkurang maka akan terjadi penurunan harga. Hal
ini terjadi baik di barang elastis maupun inelastis.
Pada barang elastis, perubahan permintaan terhadap jumlah
barang yang tetap akan menyebabkan perubahan harga yang tidak begitu
signifikan. Ini dikarenkan grafik Supply yang tidak curam. Grafik supply yang
tidak curam mengindikasikan bahwa pada barang elastis seperti Kopi, saat jumlah
kopi tetap namun permintaan bertambah, harga kopi tidak begitu
meningkat tinggi karena kopi memiliki barang pengganti yang lain, misalnya teh.
Berbeda dengan beras sebagai barang inelastis. Pertambahan
jumlah permintaan beras yang mungkin disebabkan oleh adanya bencana alam, musim
paceklik dsb akan sangat mempengaruhi kepada harga beras itu sendiri. Hal ini
dikarenakan barang inelastis memiliki grafik yang curam dimana ∆Q
(perubahan jumlah) memiliki nilai yang lebih kecil daripada ∆P (perubahan
harga) sehingga bertambahnya sedikit saja ∆Q akan berpengaruh besar pada
naiknya ∆P .
Harga keseimbangan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap
perubahan elastisitas penawaran, yaitu dipengaruhi apakah barang yang
ditawarkan tersebut elastis atau inelastic.
STUDY
KASUS
Kenaikan
harga menjelang Ramadhan dan Lebaran (Idul Fitri)adalah fenomena
berulang yang seolah tak terhindarkan bagi rakyat Indonesia. Sesuai hukum
ekonomi, fenomena ini sebenarnya wajar, di mana ada peningkatan permintaan,
maka harga pun melonjak. Pedagang pun tak mau kehilangan kesempatan untuk
mengambil untung lebih besar. Tapi tak urung hal ini meresahkan masyarakat,
terutama mereka yang berpenghasilan minim.
Analisis:
Dari kasus diatas kelompok kami
menganalisis adanya Penyebab
Terjadinya Kenaikan Harga Bahan Pokok Menjelang Lebaran (Idul Fitri) disebabkan
karena:
1. Hukum Permintaan dan Penawaran
Salah satu hal yang menyebabkan harga
barang terus merangkak naik adalah prinsip ”supply dan demand”.
Seperti salah satu hukum ekonomi yang mengatakan bahwa apabila permintaan
meningkat dan barang tidak ada maka akan cenderung terjadi kenaikan harga
barang.
Hal ini bisa dilihat dari waktu
terjadinya kenaikan harga. Kenaikan harga suatu barang sebagain besar terjadi
karena faktor gagal panen. Mungkin masih segar di ingatan kita saat harga cabe
melonjak drastis. Harga cabe
ini naik karena terjadi gagal panen pada petani cabe akibat cuaca buruk.
Saat ini harga beras terus melonjak
naik hal ini disebabkan banyak petani beras yang gagal panen. Gagal panen ini
menyebabkan jumlah beras di pasar menurun sedangkan permintaan tetap atau
mungkin bertambah karena menjelang puasa. Saat menjelang puasa, harga barang
terus melonjak naik karena jumlah permintaan terus meningkat sedangkan jumlah
barang tetap atau cenderung berkurang.
Perlu analisis dari sisi supply,
mengapa supply berkurang. Saat menjelang puasa seperti ini
banyak orang di daerah jawa yang melakukan ritual “kirim doa” kepada para
kerabatnya yang telah meninggal. Ritual ini berupa syukuran dengan mengundang
para tetangga dan kerabat ke rumah untuk berdoa bersama-sama mendoakan sanak
saudara yang telah meningga dunia.
Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh
satu keluarga tapi oleh semua keluarga yang memilki keluarga yang sudah
meninggal dunia. Hal ini menyebabkan permintaan akan kebutuhan beras
meningkat. Naiknya permintaan beras tidak diikuti bertambahnya jumlah beras di
pasar hal inilah yang menyebabkan harga beras terus merangkak naik.
Tentu menjadi hal yang sulit apabila
kita ingin mengendalikan harga barang karena selama ini barang-barang yang
melonjak naik adalah barang-barang kebutuhan rumah tangga yang jumlah penawaran
di pasar berkurang karena jumlah barangnya memang berkurang karena sebab-sebab
tertentu seperti yang sudah saya sebutkan di atas tadi.
Apabila kita ingin mengendalikan harga
salah satu caranya adalah dengan menambah jumlah penawaran di pasar yang artinya
kita menambah jumlah stok barang tersebut di pasar atau dengan menekan
permintaan akan barang tersebut. Seperti bunyi hukum permintaan dan
penawaran “apabila penawaran akan suatu barang semakin bertambah namun
permintaan akan barang tersebut berkurang maka harga barang akan turun”
sedangkan apabila “ permintaan meningkat namun penawaran berkurang maka harga
barang akan naik”. Jadi cara yang
dapat dilakukaan agar harga tidak terus naik adalah berusaha agar jumlah
penawaran melebihi jumlah permintaan di pasar.
1
/
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
·
Elastisitas permintaan mengukur
seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan
harga
·
Elastisitas
penawaran didefinisikan
sebagai ukuran kepekaan jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu
sendiri
·
Harga
keseimbangan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap perubahan elastisitas
permintaan, yaitu dipengaruhi apakah barang tersebut elastis atau inelastis.
·
Harga
keseimbangan yang terjadi sangat berpengaruh terhadap perubahan elastisitas
penawaran, yaitu dipengaruhi apakah barang yang ditawarkan tersebut elastis
atau inelastic
DAFTAR PUSTAKA
WIKIPEDIA.COM
Dominic
Salvatore, Micro Economic Theory
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/04/studi-kasus-permintaan-dan-penawaran.html
Komentar
Posting Komentar